Ruang Kolaborasi 1
Rabu,
28 September 2022 pukul 13.00-16.00 WIB.
Coaching untuk supervisi akademik.
Sebuah pesan:
"Ada
kemungkinan setelah program ini akan direkrut menjadi kepala sekolah dan
pengawas. Jadi nanti ga ada rekrutmen khusus. Lulusan penggerak.
Kalian akan menjadi bidikan pertama."
"Bener2
belajar menjadi coach yang baik. Ilmu ini sangat bermanfaat."
Di
coach hanya menggiring saja. Tidak harus mahir di keilmuan. Ini hanya strategi
keilmuan. Coach menjadi penting karena selama ini disinyalir dalam menyelsaikan
masalah/memberi masukan tidak tepat. Terkesn menekan.
Coaching
untuk anak kecil dengan dewasa tentu beda. Coaching cenderung untuk kesetaraan.
Alu tirta hanya ntuk anak yang sudah bicara. Coach tidak boleh menjawab pertanyaan
hanya mendampingi dan memantik. Coach tidak menjudge, bahkan alternative
pilihan yang diambil adalah keputusannya bukan pandangan kita. Konsep coaching
kalau diterapkan maka bisa jd motivator.
Demonstrasi
kontekstual dilakukan kelompok. Satu orang sebagai coach, coache n pengamat.
Terdapat sejumlah model dalam mengatasi
permasalahan murid, termasuk meningkatkan dan mengembangkan potensi mereka,
salah satunya adalah TIRTA. Di dalamnya, ada
tahapan untuk meng-coach murid yang tidak lain merupakan
akronim dari TIRTA itu sendiri, yakni Tjuna, Identifikasi,
Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab.aku pertanyaan 2:
kegiatan diawali dengan Tanya jawab:
apa itu alur tirta?
Mengapa coaching itu penting?
coaching itu penting karena sebagai sarana
interaksi, sharing, kontrol sekaligus umpan balik atau masukan bagi coache.
manusia dalam hal ini guru tentu memiliki blin spot atau titik buta yang tidak
bisa dilihat oleh dirinya sendiri. disinilah diperlukan coaching untuk memberi
masukan sehingga guru bisa melakukan evaluasi akan kekurangannya. coaching yang
terstruktur dan sistematis tentunya akan menghasilkan budaya positif bagi
coache sekaligus menumbuhkan kompetensi sosial dan emosional
kalau dulu guru sebagai pelatih/pengajar
sedangkan guru sekarang adalah coaching.
Coaching dengan teman sejawat jauh lebih sulit
dibandingkan dengan bawahan.
Scenario pembelajaran hari ini dibagi 4
kelompok. Nanti simulasi sebagai coach dan coache.
TIRTA
TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat
luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah
kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa
tujuan yang hendak dicapai coachee dari
sesi coaching ini,
2) Reality (Hal-hal yang nyata):
proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan
memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah
rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju):
komitmen coachee dalam
membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.
Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang
menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk
melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru
diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah
dengan lebih mudah dan mengalir.
TIRTA kepanjangan dari
T:Tujuan
I:Identifikasi
R:Rencanaaksi
TA: Tanggung
jawab
Dari segi bahasa, TIRTA berarti
air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah
air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda,
sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa
sumbatan.
Tugas
Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee)
menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin
menghambat perkembangan potensi dalam dirinya.
Dengan demikian,
bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya
adalah keterampilan coaching.
0 komentar:
Posting Komentar