Edutainment Nusantara

LETS MAKE HARMONY

Senin, 10 Oktober 2022

Guru Penggerak: Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 6 Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

 Kamis, 29 September 2022

Minggu ini adalah minggu yang padat aktivitas di sekolah. menjalankan aktivitas guru penggerak juga dihadapkan dengan rekonsiliasi BOS dengan Dinas Pendidikan. Pas ada jadwal ruang kolaborasi terus ada dead line atau limit SPJ bos. Rasanya berat, namun perlahan bisa dilalui.

Minggu akhir September sudah memasuki modul 2.3 tentang teknik coaching. Memahami materi ini bahwa saya menjadi sadar ternyata saya butuh coaching. Selain itu saya juga harus belajar coaching. Dalam modul ini bagaimana saya tidak membutuhkan coaching. Masa mengejar waktu untuk mempelajari modul ternyata benturan waktu dengan dead line laporan BOS.

Ini tergabar saat berjalannya ruang kolaborasi namun teringat akan tumpukan administrasi BOS. Ruang kolaborasi menjadi hambar. Rasa hambar tersebut hilang ketika mulai mempraktikan materi coaching. Iya dengan coaching saya bisa menangkap umpan balik dan masalah ini menjadi ringan. Memberi umpan balik kepada coache juga akan membuka cara pandang kita terhadap setiap permasalahan.

Saya merasa ringan beban dengan mendalami materi coaching. Memiliki pandangan baru terhadap masalah. Kemudian bagaimana lebih mendengarkan harapan orang seperti rekan bahkan murid. Semakin memahami alur coaching kemudian bagaiman berpikir terbuka. Kemudian praktik menjadi coach menajadikan diri semakin sadar pentingnya berpiir terbuka.

Dari rangkain alur proses pembelajaran modul 2.3 saya menyimpulkan bahwa manusia memliki blind spot atau titik buta. Titik buta itu membuat diri kita tidak bisa melihat kelemahan atau kekurangan kita. Sehingga kita membutuhkan masukan yang mendukung dari orang lain. Masukan yang baik akan didapatkan salah satunya dengan coaching.

Nantinya saya ingin lebih peka terhadap permasalahan di lingkungan sekolah. Saya ingin teknik coaching membentuk suasana yang nyaman agar terbentuk merdeka belajar. Berpikir lebih terbuka dan bersikap netral ketika permasalahan muncul. Menjadi pendengar yang aktif. Menghormati keputusan yang di ambil rekan. Ingin mendorong rekan agar yakin dalam mengambil keputusan. Karena manusia harus mampu menyelsaikan masalahnya dengan baik.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar