Minggu, 16 Oktober 2022
Minggu ke dua bulan oktober saya sudah
memasuki modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai
Pemimpin. Menurut saya, modul ini sangat menantang. Pertama materi sangat padat
sehingga membutuhkan pemahaman ekstra. Ke dua, materi ini sudah mengarah pada
kejadian nyata/faktual. Kasus yang relevan dengan modul 3.1 ternyata sering
saya jumpai dalam dunia kerja.
Saya mulai mengenal suatu keadaan dalam
mengambil keputusan yaitu berdasarkan bujukan moral serta dilema etika.
Membandingkan dua kejadian ini bukan hal mudah. Namun, dengan sering membaca
modul berulang akhirnya saya mulai menemukan titik terang dalam memahami
pengambilan keputusan berdasarkan bujukan moral atau dilemma etika.
Selama mengikuti pembelajaran modul 3.1
sebenarnya saya merasa canggung karena padanta materi yang harus di asup.
Namun, melihat konten yang sangat erat dengan kejadian real dalam dunia kerja.
Saya semakin tertantang untuk menguasai modul 3.1. saya mulai mengidentifikasi
kasus atau kejadian yang berada dilingkungan sekolah. saya klasifikasikan dalam
kategori bujukan moral atau dilemma etika. Ternyata kasus itu memiliki keunikan
sendiri terlebih dengan penyelsaiannya.
Saya
mencoba mengurai kasus yang terjadi dilingkungan. Saya implementasikan materi
yang saya dapat dalam modul 3.1 untuk menyelsaikan kasus ini. Melihat kejadian
yang unik kemudian bagaimana membuat keputusan dengan kepala sekolah sebagai
referensi ternyata perasaanku semakin meluap manakala keputusan yang coba
diambil harus mengecewakan beberapa pihak. Tujuannya benar namun belum tentu
menjadi kebenaran atau sesuatu yang bisa diterima pihak lain. Saya pun menjadi
sadar dimana dalam membuat keputusan ternyata ada prinsip yang mendasari.
Kecenderungan prinsip atau nilai yang mendasari saya dalam mengambil keputusan
yaitu menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam
diri Anda.
Berdasarkan pengalaman selama mengiktui
modul 3.1, maka saya menyimpulkan bahwa sebelum membuat keputusan itu harus
dipikirkan secara matang terlebih ketika keputusan itu akan memasuki uji
publik/publikasi. Pemimpin harus memiliki ketrampilan dalam membuat keputusan.
Tahapan selama membuat keputusan pertama harus identifikasi kasus apakah
kategori bujukan moral atau dilema etika.
Kemudian yang akan dijadikan dasar
mengambil keputusan ada kecenderungan ke mana? Kita harus melakukan uji
keputusan yang terdiri 9 tahap sebagai panduan dalam mengambil keputusan. Pada akhirnya kita harus ingat bahwa setiap keputusan yang kita ambil harus didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal,
serta berpihak pada murid.
Saya berharap ketika saya menjadi
pemimpin saya bisa mengambil keputusan yang tepat. Sebuah keputusan yang tidak
hanya melakukan demi kebaikan banyak orang namun harus melihat nilai-nilai
kebajikan yang universal. Saya harus berhati-hati atas keputusan yang saya buat
karena walaupun telah berlandaskan pada
suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang
mengikutinya. Agar semakin tepat sebuah keputusan, saya akan melakukan uji keputusan.
Belajar dari kasus ini, saya akan mengasah keterampilan coaching,
untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Menguasai
kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan
diri (self management), kesadaran sosial (social awareness)
dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills).
Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful)
dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar