Edutainment Nusantara

LETS MAKE HARMONY

Senin, 31 Oktober 2022

Jurnal Refleksi Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

 Jurnal Refleksi Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

Kamis, 27 Oktober 2022

 

Minggu ke 4 bulan oktober saya sudah memasuki modul 3.2 pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Memasuki modul ini saya sangat gembira karena materinya tidak sepadat modul 3.1. materi ini mudah di cerna karena cakupan tidak terlalu luas serta konten materi sederhana. Menelaah materi modul 3.2 saya megenal istilah asset serta pendekatan berbasis asset.

Ternyata dalam lingkungan sekolah atau komunitas memiliki banyak asset. Apabila asset tersebut dikelola dengan baik maka dapat tercapai tujuan bersama. Asset bisa di optimalkan tanpa harus mengandalkan sponsor atau tarikan dana dari pihak tiga dalam pelaksanaan kegiatan.

Hambatan yang saya alami saat mengikuti modul ini adalah Kendal jaringan sinyal internet. Maklum, memasuki musim hujan. Terlebih bulan oktober musim hujan sedang lebat bahkan petir ikut berteriak membuat bulu kuduk ku bangkit. Alhamdulillah hambatan itu dapat saya atasi dengan menggunakan jaringanseluler yang lebih ramah meski harus merogoh anggaran lebih. Maklum sebelumnya hanya mengandalkan jaringan wifi di sekolah.

Dengan menggunakan jaringan pribadi membuat jaringan lebih aman. Kegiatan pembelajaran menjadi lancar. Saya merasa senang dalam modul. Saya menjadi tertantang untuk menghitung asset yang dimiliki sekolah saya. Ada 7 modal asset yang bisa dikelola untuk mencapai tujuan. Ada pendekatan berbasis asset. Ada juga deficit sebagi contoh pendekatan yang kurang baik karena hanya mengandalkan tarikan dana pihak ke tiga atau harus membeli baru. Itu terjadi tanpa harus melihat bahwa ada asset yang masih bisa dikelola serta dimanfaatkan.

Ketika saya menerapkan aksi nyata maka betapa besarnya peluang yang bisa dimanfaatkan demi kemajuan sekolah/komunitas pendidikan. Wawancara dengan stoke holder seperti Kepala sekolah, guru tendik kemudian komite bahkan tokoh masyarakat. Melihat proses jalannya wawancara saya menyimpulkan bahwa masukan mereka juga asset. Asset yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan. Ini bisa menjadi saran atau uji sebelum pengemabilan keputusan.

Esok saya harus bisa menginventarisir asset yang dimiliki sebuah lembaga sekolah. kemudian pemetaan potensi berupa kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki setiap saat. Strategi pengelolaan asset kemudian bagaimana cara pemanfaatannya. Jika kita sudah tau asetnya, cara memanfaatkannya maka tidak perlu ada keraguan untuk melangkah demi tercapaianya sebuah tujuan yang baik. Semua asset yang dimiliki apabila mampu mengelola dengan baik maka setiap kekurangan apalagi kelebihan bisa digunakan untuk mencapai tujuan.

Tidak perlu mempertentangkan kelemahan yang dimiliki rekan guru atau melambungkan kelebihan suatu rekan. Namun, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bagaimana pemanfaatannya agar sinkron dengan tujuan lembaga. Saya mungkin tidak bisa memaksakan harus sama dengan prinsip yang saya miliki. Namun hormati kekurangannya. Jika kita memaksakan kekurangannya agar selalu mengikuti diri kita berpotensi menimbulkan benturan. Jadi, dari kekurangan itu pasti ada hal yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan lembaga. Itulah pengelolaan asset yang harus saya kuasai.

 

Demonstrasi Kontekstual: Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

MODUL 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

BINTON MUSTOFA

SDN 5 WANGON

CGP ANGKATAN 5 BANYUMAS

 

DESKRIPSI TAGIHAN:

Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita menganalisis tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid. Dalam menganalisis video ini, CGP kembali mengaitkan pengetahuan mengenai visi, prakarsa perubahan, dan BAGJA yang sudah didiskusikan pada modul 1.3 sebelumnya.

 

NARASI HASIL ANALISIS VIDEO BAGIAN I:

Setelah mencermati tayangan video tentang praktik baik yang dilakukan guru dalam memanfaatkan sumber daya sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menurut saya Visi dari sekolah tempat guru tersebut mengabdi adalah "Mewujudkan merdeka belajar dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi murid". Berdasarkan visi sekolah tersebut, maka guru (dalam tayangan video) mencoba melakukan prakarsa perubahan : menciptakan  lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk meningkatkan minat dan partisipasi belajar murid. Pertanyaan utama yang mendasari implementasi atau eksekusi terhadap prakrsa perubahan yang telah dirancang yaitu "Bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi murid?"

 

NARASI HASIL ANALISIS VIDEO BAGIAN 2:

Jika dilihat dari tahapan BAGJA, maka kegiatan yang telah dilakukan guru dalam tayangan video tersebut meliputi: B (Buat pertanyaan), pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pemantik kepada murid di kelas "apa yang ada di benak/pikiran kalian tentang penyemangat belajar?" yang dijawab oleh murid dengan jawaban yang bervariasi. Tahap kedua, A (Ambil pelajaran), guru dalam tayangan video memberikan tugas kepada murid secara berkelompok untuk mengunjungi kelas lain (II dan VI) untuk meilihat kondisi kelas dan menanyakan apa yang disenangi murid di kelas tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Pada tahap G (Gali mimpi), Guru tersebut menyuruh murid membayangkan suasana kelas impian mereka, setelah itu murid membuat sketsa tentang suasana kelas impian dan kemudian mempresentasikan di depan kelas oleh masing-masing kelompok. Sketsa hasil diskusi dilanjutkan ke tahap J (Jabarkan rencana), di mana pada bagian ini, guru bersama murid membuat daftar hal apa yang harus dilakukan/dipersiapkan, selanjutnya dilakukan pembagian tugas yang akan dikerjakan oleh setiap kelompok. Tahap yang terakhir adalah A (Atur eksekusi), pada bagian akhir ini setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan yaitu menata ruang kelas agar lebih menarik, lebih nyaman dan menyenangkan, agar murid lebih bersemangat lagi dalam belajar.

 

NARASI HASIL ANALISIS VIDEO BAGIAN 3:

Peran pemimpin yang tergambar dari tayangan video tersebut adalah bahwa                        seorang  guru                harus        selalu  berupaya meningkatkan kualitas pebelajaran yang berpihak pada murid dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada di sekolah untuk mendukung tumbuh kembang potensi, minat, dan kebutuhan belajar murid. Guru dalam tayangan video telah menunjukkan kemampuan dalam              mengelola kelas yang baik dan menciptakan lingkungan          belajar   yang nyaman dan menyenangkan sekaligus mengahdirkan suasana belajar yang aktif dan kreatif.

 

Berdasarkan analisis tayangan video praktik baik, modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran adalah  Modal  Manusia (sekolah memiliki guru-guru yang kreatif, kompeten, dan saling mendukung dalam melakukan peningkatan mutu pendidikan, kreativitas murid dalam membuat sketsa dan kemampuan berkolaborasi). Modal Fisik (kondisi fisik sekolah khususnya ruang kelas sangat mendukung sebagai media pengembangan kreativias murid dalam membuat sketsa dan menghias ruang kelas, banyak kayu bekas meja dan kursi yang tidak terpakai untuk digunakan membuat rak buku di kelas, dalam hal sarana dan prasarana terlihat bahwa sudah ada kelas yang lain yang sudah memiliki ruangan yang nyaman sehingga bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi murid di kelas lain. Modal Sosial (guru di sekolah tersebut saling mendukung dan berkolaborasi dalam komunitas praktisi, begitu juga dengan pada murid memiliki kemampuan bekerja sama dalam kelompok dalam mewujudkan kelas sebagai lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan.

 

 

 

 

Koneksi antar materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 1. Membuat Kesimpulan

Buatlah Kesimpulan Tentang Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya?

 

a. Apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’?

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah pemimpin yang mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna, dan mendorong kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan harapan hasil akan lebih berkelanjutan.

 

b. Bagaimana Anda bisa mengimplementasikan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah?

 

Sekolah digambarkan sebagai ekosistem yang saling berkaitan antara unsur biotik dan abiotic. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Yang termasuk dalam faktor biotik adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, Tenaga Kependidikan, Murid, Orang Tua, dan Masyarakat sekitar sekolah.

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya Keuangan, dan Sarana dan prasarana.

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya yang harus dilakukan dengan ekosistem sekolah adalah dengan mengembangkan asset-aset tersebut berdasarkan kekuatan dan kelebihannya.

 

2. Menjelaskan dan memberikan contoh

Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas?

Agar pembelejaran muird menjadi lebih berkualitas, pengelolaan sumber daya berbasis aset dengan pengelolaan 7 aset secara maksimal sesuai kebutuhan murid diantaranya.

 

a. Modal/aset Manusia

1) Pengawas sekolah

Pengawas sekolah sebagai aset manusia karena selalu memberikan motivasi, melakukan refleksi, Berdiskusi terkait dengan hasil refleksi, dan memonitoring Tindak Lanjut yang dilakukan bersama

2) Kepala Sekolah

Tugas kepala sekolah sebagai Fasilitator,Memberi dukungan penuh, dan sebagai Motivator.

3).Guru
Guru 100 % berijazah S-1, 50 % bersertifikat pendidik, Memiliki keperpihakan pada murid, dan 90 % selalu update pengetahuan melalui pelatihan.

4) Tenaga Non Kependidikan

Tenaga Non kependidikan Cekatan dalam memberikan layanan public, Pengarsipan data murid

5) Orang tua

Orang tua Apresiatif dan inisiatif kolaborasi dengan pihak sekolah, dan  Mendukung dan memfasilitasi kebutuhan murid

6) Komite

Komite selalu Apresiatif dan inisiatif kolaborasi dengan pihak sekolah, Mendukung dan membentuk paguyupan orang tua

7) Murid

Murid Semangat dalam belajar sesuai dengan bakat dan gaya belajarnya, dan Memiliki impian sesuai profil pelajar Pancasila

 

b. Modal Sosial

Dalam mendukung potensi, Kesehatan, dan wawasan siswa guru memaksimalkan aset berupa Paguyupan orang tua, kerjasama dengan Koramil, Pemerintah Desa, Puskesmas, Kejaksaan, Kepolisian, Organisasi Keagamaan, BNN.

 

c. Modal Fisik

Berikut modal fisik yang memfasilitasi kebutuhan siswa berupa Ruang Kelas, Perpustakaan,RuangGuru,Kantin Ruang Kepala sekolah, Aula, Ruang UKS, Tempat parkir, Toilet.

 

d. Modal Lingkungan/alam

Modal lingkungan alam yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar murid antara lain Kebun sekolah, Taman, Wisata Lingkungan.

 

e. Modal Finansial

Modal Finansial diantaranya berasal dari Dana Bos, Dana Sosial, Dana Insidental, dan Dana Wirausaha.

 

f. Modal Politik

Modal politik diantaranya dari Pemerintah Desa, Puskesmas, Kepolisian, Koramil. Dengan dukungan 7 aset, menjadikan pembelajaran murid berkualitas dan berkelanjutan.

 

3. Memberikan beberapa contoh hubungan antar materi

Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak?

a. Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak,sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, pendidik harus mengelola sumber daya yang ada secara maksimal, mulai dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal finansial, modal lingkungan, politik, dan modal agama dan budaya, dengan berbagai modal/aset tersebut diharapkan murid tumbuh maksimal sesuai dengan kodratnya

b. Profil Pelajar Pancasila

Dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila yang 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif
Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dalam mewujudkan profil pelajar pendidik menggunakan 7 aset sumber daya

c. Nilai dan Peran Guru Penggerak

5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif.

Sedangkan Peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Untuk mewujudkan nilai dan peran guru penggerak perlu berfikir berbasis aset dan memanfaatkan sumber daya yang ada

d. Pembelajaran Berdeferensiasi Dan KSE

Dalam pembelajaran berdeferensiasi dan KSE dengan pengelolaan sumber daya yang ada dapat membantu murid mengembangkan bakat sesuai potensi dengan pengeloalan emosi yang lebih baik

e. Coaching

Untuk membantu coachee dalam menentukan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, coach dan coachee memanfaatkan pengelolaan sumber daya

f. Dilema etika

Dalam menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam menyelesaikan dilema etika dengan menggali sumber daya yang berperan.

 

4. Menceritakan hubungan antara sebelum dan sesudah  mengikuti pelatihan

Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri anada setelah mengeikuti proses pembelajaran modul ini!

 

a. Sebelum

Sebelum mengikuti pelatihan modul 3.2, dalam kegiatan saya sering berfokus pada kekurangan/masalah, tanpa melihat potensi dan kekuatan yang mendukung, membuat kegiatan saya dan komunitas menghasilkan kegiatan yang kurang maksimal dan memerlukan waktu lama.

 

b. Sesudah

Sesudah mempelajari modul 3.2 Fokus pada aset dan kekuatan dengan
Membayangkan masa depan tentang kesuksesan yang akan diraih dan berupaya memaksimalkan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut melalui cara mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), dan merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan

Minggu, 23 Oktober 2022

Jurnal Refleksi Loka karya 2: Pengenalan visi misi guru penggerak dan Budaya Positif

 Jumat, 7 Oktober  2022

 

Loka karya 2 meleset dari jadwal awal. Menurut  jadwal harusnya loka karya 2 berlangsung tanggal 10 Oktober 2022. Namun, jadwal diajukan menjadi tanggal 7 Oktober 2022. Ini terkesan mendesak sehingga saya harus lebih sigap mengikuti dinamika perubahan rencana kegiatan.

Loka karya 2 dilaksanakan setelah pendampingan individu 2. Pendampingan individu 2 pada tanggal 3 oktober 2022. PI 2 menjadi pengantar menuju loka karya 2. Sesi kegiatan ini Nampak pemadatan jadwal kegiatan. Harapannya, saya sabar serta di beri kesehatan dalam menjalankan kegiatan.

Surat undangan kegiatan loka karya sudah muncul dalam grup wa PGP Angkatan 5 kabuoaten Banyumas. Isi surat jelas memberikan amanat kegiatan loka karya 2 di SMP N 1 Baturaden. Membaca surat undangan ini, saya tersenyum. Loka karya 2 memang beda. Sebelumnya kegiatan di pusat kota. Kini, agak menepi sedikit menuju lereng Gunung Slamet. Bayangan mulai muncul dalam benak, ini kan musim hujan yah…?

Saya berusaha membantah pemikiran sendiri. Saya harus siap apa pun resikonya. Esoknya, say berangat menuju SMP N 1 Baturaden dengan di pandu google maps. Perjalanan dari rumah lancar. Memasuki kota padanya lalu lintas mulai terasa. Dari jalan Masjid alun-alun hingga UIN SAIZU, SPN dan Purwosari jalan sangat padat. Alhamdulillah perlahan dengan merayap punggung Gunung Slamet bersama Xenia XI 2008, sampai di SMP N 1 Baturaden.

Jam 08.00 WIB peserta mulai memasuki ruang kelas. Saya masuk kelas H. dalam kelas ini terdapat tiga kelompok di mana masing kelompok memiliki satu pendamping pengajar praktik. Satu kelompoknya terdiri 6 peserta guru penggerak. Di kelas H mendapatkan pembinaan bersama PP Pak Didi, Pak Sugito, dan Pak Aris.

Setelah kegiatan di buka, peserta membentuk kelompok di pandu oleh PP. kelompok yang di bentuk secara random menjadikan kami harus berbaur dengan kelompok lain. Di sinilah kami mempresentasikan visi guru penggerak yang sudah kami susun berdasarkan tahapan Bagja. Saya mendengarkan secara aktif presentasi yang disampaikan anggota lainnya. Saya menjadi menangkap ide baru bagaimana mengembangkan visi serta berkolaborasi dengan rekan dalam mencapai tujuan.

Duduk bersama dalam komuniats seperti ini ternyata dapat menumbuhkan energy positif. Jika saya sering suntuk karena bingung mencari alternative untuk memecahkan kasus. Maka setelah duduk bersama ada banyak inspirasi yang bisa dijadikan rujukan untuk mengembangkan potensi menjadi lebih baik lagi.

Bersama peserta GP saya mengerti betapa pentingnya menghargai pendapat orang lain. Tak kalah penting juga apresiasi terhadap usaha orang lain bukan menghakimi apalagi merendahkan. Apapun itu yang ditampilkan, bahwa setiap orang sudah berusaha sesuai dengan batas kemampuannya. Mereka pantas mendapatkan apresiasi bukan celaan. Mereka butuh umpan balik yang konstruktif bukan destruktif.

Mungkin kita punya parameter bahwa sesuatu yang dinilai baik apabila memenuhi parameter kita. Namun, hidup bukan seperti itu. Di mana penilaian harus sesuai harapan kita. Justru ini bagaimana kita mnerima kenyataan hidup untuk menghargai proses. Karena penilaian bukan hanya tentang hasi tapi proses. Proses untuk menghargai kekurangan dan kelebihan manusia.

Saya menjadi optimis untuk menghadapi tantangan ke depan. Diklat ini memang baru berjalan 50%. Tetapi saya yakin, jika bersama dengan orang seperti ini langkah menjadi ringan. Nantinya, saya mau lebih komunikatif untuk menjalin kerja sama dengan rekan maupun pimpinan. Tantangan yang kompleks tidak akan selesai jika hanya di tanggung sendiri. Saya harus berkolaborasi.

Pada sesi berikutnya yaitu setelah Jumatan. Saya dikembalikan pada kelompok awal bersama PP Pak Sugito. Saya memasuki presentasi materi budaya positif. Bagaimana disiplin postif menjadi keyakinan kelas terbentuk. Kemudian bagaimana melakukan restitusi. Yang jelas tidak ada hukuman. Adanya konsekuensi atau apresiasi. Ada kesepkatan kelas juga ada keyakinan kelas.

Tahapan ini kami beraksi bagaiman membentuk keyakinan kelas. Ini berawal dari penyusunan peraturan kelas. Kemudian mengubah peraturan kelas menjadi kalimat positif. Setiap anggota kelompok berperan dalam kegiatan ini. Hingga kahir sesi saya mensimulasikan bagaimana restitusi terhadap siswa.

Setelah melakukan kegiatan ini saya mendapatkan pemahaman bagaimana sebaiknya peraturan kelas di buat menjadi keyakinan kelas. Awalnya kesepakatan kelas menjadi keyakinan kelas. Keyakinan kelas harus menggunakan kalimat positif, misalnya kata jangan harus dihindari. Kata jangan di ubah dengan bunyi kalimat lainyang bermakna positif. Ketika terjadi pelanggaran maka restitusi dilakukan terhadap peserta didik. Ini bukan untuk menghukum murid tetapi mengembalikan harkat murid agar menyadari kesalahan dan menemukan solusi untuk menjadi lebih baik lagi.

Saya ingin lebih konsiten menerapkan praktik budaya positif mauoun restutusi terhadap murid. Murid sudah saatnya mendapatkan pengalaman yang baik agar menemukan kodratnya. Karena proses yang harus dilalui murid masih panjang. Mereka harus mendapatkan pendidikan yang berpihak pada murid.  Maka, proses yang dilalui adalah proses yang menyenangkan dan menuntun pada keselamatan bukan kekerasan verbal, fisik maupun psikis.