Edutainment Nusantara

LETS MAKE HARMONY

Jumat, 16 September 2022

Guru penggerak: Ruang kolaborasi 2.2 Kompetensi sosial dan emosional

 

Ruang kolaborasi modul 2.2 Komtensi social dan emosional

Diskusi antar kelompok

Anggota kelompok 2:

1. Eni Suprati

2. Bekti Kuat Pamungkas

3. Binton Mustofa

 

Jumat, 16 september 2022

Bp. Dedi Kasiono

Acara di mulai pukul 13.13 wib dengan melafalkan basmalah bersama pak dedi kasiono.

Puji syukur sehingga kita bisa bertemu dalam keadaan sehat. Dan inilah nikmat sesungguhnya yang harus disyukuri.

Pertemuan hari ini merupakan diskusi antara kelompok. Dan hasil diskusi sudah sampai tadi malam. Sebelum berlanjut silahkan masing-masing kelompok agar menyampaikan pengalamannya.

 

Kelompok 1:

Deni: kita banyak ngobrol dan nyambung juga karena kebetulan lingkupnya juga sama. Ini sangat mengasyikkan tentang social emosional anak. Sosio emosi merupakan suatu hal yang sangat erat dan dekat dengn anak usia dini.

 

Kelompok 2:

Binton: kebetulan materi kita di kelas tinggi dan kelompok 2 mengambil ruang lingkup pembelajaran yang etrintegrasi. Mudah-mudahan apa yang kita pelajari bisa mendorong kita menjadi lebih baik dalam melayani murid sesuai kse.

 

 

 

Kelompk 3:

Susanto; terimakasih sudah diberi kesempaatn berkolaborasi dengan smp mauun sma. Ini sesuatu yang luar biasa.

 

Kelompok 4:

Ulil: dari yang kemarin yang saya diskusikan untuk kse sangat lekat dengan tingkat smk juga. Akhirnya kita pilih yang sma. Maple berbeda namun sedikit menarik.

 

Bp. Dedi kasiono:

Sedikit sebelum masuk pada sesi diskusi. Saya tidak segan mengingatkan agar refresh. Perlu saya sampaikan bahwa modul 2 memilget kompetnsi yang diharapkan. Hari ini diharapkan mampu mempresentasikan ide implementasi pse untuk murid dan ide penguatan untuk rekan pendidik.

Untuk anak pembelajaran sedangkan ptk konsepnya penguatan.

Presentasi dan diskusi 100 menit. Masing-masing kelompok diskusi disediakan waktu 30 menit.

 

Quote:

Pembelajaran sosial dan emosional pada murid merupakan dasar dalam penerapan pendidikan karakter bagi murid. Aspek sosial emosional murid akan berkembang secara berkelanjutan sejalan dengan proses pengembangan dan stimulusi yang diberikan kepada mereka. Pembelajaran sosial dan emosional pada murid akan melahirkan kemampuan adaptasi secara kognitif maupun sosial.

Kompetansi-kompetansi sosial seperti self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship management yang menjadi pokus pengembangan dalam proses pembelajaran juga berimplikasi pada tertanamnya karakter-karakter unggul dalam konteks sosial maupun konteks lainnya.

Dengan metode bermain, modeling, story telling, drama dan lainnya dapat dugunakan untuk mengembangkan aspek sosial emosional murid. Yang pada akhirnya akan tumbuh rasa percaya diri, penghargaan pada diri sendiri dan orang lain, berempati pada orang lain dan mampu mengkomunikasikan perasaannya secara tepat. Dan berimplikasi pada tertanam dan terbentuknya karakter-karakter unggul seperti mengenal diri, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, berkepribadian menarik, mengikuti perubahan, mengambil risiko, mengendalikan diri, bersemangat, kerjasama, adil dan lain sebagainya.

 

Kelompok 1:

Untuk anak kelas rendah harus masuk dengan dunia mereka. Kodratnya memang bermain.

Kometator: binton, ssusanto, ulil.

Kse yang paling sulit diterapkan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.bentuk implEMENTASI yaitu beres-beres mainan. Jai ajak anak penanaman seikap setiap selesai main agar dikembalikan mainnannya.

Pak santo:

Karena kangen ngajar saya pernah coba masuk kelas 1 untuk ngajar. Begitu saya masuk dan kasih salam langsung anak lari ke depan. Sehingga ga jadi ngajar.

 

Kelompok 2:

Pemateri bu eni:

Bentuk implementasi yaitu integrasi dalam pembelajaran.

Masukan ulil:

Menurut pak ulil agar dalam tahapan itu di link kan agar lebih detail. Sehingga hasilnya lebih maksimal.

 

Kelompok 4:

Pemateri bu Nurul:

Semakin kuat pembiasaan sekolah maka semakin kuat karakter yang terbetuk, penguatan berbanding lurus dengan pembentukankarater.

Penanya Binton:

Bagaimana sih penanganan terhadap anak SMA berkaitan dengan KSE?

Jawaban Ulil:

Membuat spanduk kosong kemudian ditandatangani bersama itu manjadi kesepakatan bersama atau bentuk keyakinan bersama.

 

Kelompok 3:

Pemateri pak susanto:

Bentuk imlementasi jurnal dan ice braking.

Yuneli:

Kelompok 3 merupakan kelompok yang uni karena satu dari anak smp dan sd.

 

Masukan Bp Dedi untuk semua kelompok:

Bahwa implementasi tidak hanya satu kegiatan. Implementasi tergantung situasional.

Saya melihat banyak sekali variasi. Artinya panjenengan menguasai materi.

Pengalaman ketika menjadi kepalaa sekolah. bahwa kalau kita mau membangun dari energy negative menjadi positif. Bahwa seorang minoritas jika bisa menanamkan budaya atau nilai yang kuat maka minoritas justru mendominasi. Terkadang justru gurunya yang susah.

Sejatinya apapun kondisi lingkungan kita adalah hal yang harus membangun diri.

Ketika anak membangun keyakinan kelas tentu bergejolak, ada suka dan tidak suka.


Link presentasi hasil diskusi kelompok 2: https://youtu.be/zfDt58i1iSI

 

 

0 komentar:

Posting Komentar